Kamis, 21 Januari 2016

Berikut harga update tanggal 1 Januari 2016 untuk katagori anak-anak dan dewasa. Harga sudah termasuk ongkos kirim untuk distributor dengan pembelanjaan diatas 1000pcs.

Silahkan klik disini

Jumat, 30 Mei 2014


Usaha konveksi termasuk usaha yang fluktuatif, mengapa demikian, karena usaha ini berbasis pada mode dan siklus permintaan yang sangat beragam. Usaha konveksi masuk dalam usaha fashion atau mode dimana driver dari usaha ini seberapa kreatif pengusaha konveksi melempar produknya kepada pasaran dan diserap.

Berikutnya terkait dengan siklus permintaan, secara umum permintaan akan produk konveksi terjadi pada 3 bulan terakhir menjelang lebaran dimana itu adala peak session dari penjualan produk fashion terjadi, selebihnya usaha konveksi memasuki permintaan produk yang beragam. Selain hal tersebut, berikut ini tantangan usaha konveksi yang perlu dijawab oleh para pelaku usaha konveksi.

1. Bahan Konveksi
Sampai hari ini, tercatat 96 persen produk kapas adalah impor, baik dari pakistan, india, china, uganda, australia dan amerika serikat. Dan hanya 4 persen saja produk dalam negeri yang kebanyakan dikembangkan di kawasan timur Indonesia. Kelangkaan bahan inilah yang menyebabkan harga produk fashion tidak setabil karena sangat terpengaruh oleh valas dan tingkat produksi negara eksportir kapas.

2. Mesin Produksi
Mesin tenun dan rajut serta jahit sampai hari ini masuh impor. Mesin tenun banyak beredar produk Jepang dan China. Produk Jepang relatif lebih mahal daripada produksi China, dan rasanya belum ditemukan mesin produksi dalam negeri.

3. SDM
Banyak pengusaha konveksi mengeluhkan perihal kualitas SDM konveksi. Umumnya bukan pada skills dan knowledge, tetapi lebih pada attitude dari pekerja. Selain itu juga faktor persaingan antara usaha garmen besar dengan konveksi kecil. Untuk kondisi saat ini di Bandung, banyak usaha besar yang tidak memberikan persyaratan teknis bagi penjahit, sehingga penjahit yang telah dididik oleh UKM konveksi akhirnya berbondong-bongdong masuk pabrik besar, sehingga UKM konveksi harus merekrut dan mendidik tenaga kerja dari nol lagi. Kondisi ini berlangsung sudah cukup lama, dan puncaknya terjadi saat paska lebaran dengan adanya migrasi pekerja konveksi.

4. Birokrasi
Hal lain yang perlu diatasi adalah masalag birokrasi, mulai dari surat ijin produksi, SIUP dan lainnya yang dipandang membebani para pelaku usaha konveksi pemula.

5. Sistem Perdagangan
Secara umum, sistem perdagangan biasanya dikendalikan oleh tengkulak, sehingga para produsesn sangat tergantung dengan mekanisme pasar yang terjadi di Tanah Abang misalnya. Pekerja hanys kirim produk dan margin penjualan kebanyakan dinikmati oleh para tengkulak.

6. Persaingan dengan Produk China
China menguasai alat produksi, rendahnya biaya tenaga kerja, mudahnya sistem produksi dan bahan kapas. Kondisi ini yang menyebabkan Indonesia dibanjiri produk fashion dari China yang harganya tidak masuk akal. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi usaha lokal untuk bangkit.

Kita pasti bisa mengatasi masalah-masalah tersebut.
Salam Konveksi.


Kamis, 01 Desember 2011

Kuciwa..ada emas meleleh di Tugu Selamat Datang

KUCIWA!, begitu kata terlontar dari big bosku dulu untuk mengomentari sebuah  hasil design terburuk yang pernah dilihat. Tiada lain alias tiada bukan, Kuciwa adalah kata plesetan dari kata KEKECEWAAN yang teramat sangat. Dulu kata aneh itu tidak terlalu mengganggu kreativitas saya, saya anggap kritikan biasa agar hasil design saya lebih baik lagi.
Tapi sekarang akhirnya saya sendiri terpaksa mengatakan kata aneh itu. Setiap melintasi bunderan untuk mengantar anak ke Paud Arrisalah di pagi hari yang cerah, atau sejenak melepas lelah sambil menunggu giliran lampu hijau saat pulang kerja, ada yang berbeda dari penampilan tugu patung selamat datang di Pangandaran itu. Awalnya, saat mengamati renovasi tugu itu setiap hari, terlintas di benak saya akan di bangun sesuatu yang keren! atau bakalan diganti patungnya, untuk pantas dibanggakan warga pangandaran. Bahkan akan menjadi sebuah simbol, atau sekedar backround foto buat bahan upload kalo seseorang pernah ke Pangandaran dengan status; I'm here!.
Namun apa yang terjadi;KUCIWA!, Bener-bener aneh! lucu, menggelikan, "aya-aya wae!" ceuk orang pangandaran mah. Entah apa maksudnya, tugu patung seindah itu  yang awalnya juga 'lumayan' karena gratifikasi dari pihak sponsor rokok, berubah 180 derajat jadi tugu emas!.Hebatlah..hebat! warga pangandaran punya tugu emas, tapi emas palsu!
Padahal kalo kita perhatikan lebih jeli dan teliti, tugu itu luar biasa dan memiliki makna yang dalam tentang pangandaran sebenarnya.Tugu itu di bangun kurang lebih 20 tahun silam saat saya masih duduk di bangku SDN 1 Pangandaran yang hanya berjarak 50m dari tugu itu. Pembuatannya hampir bersamaan dengan pembangunan jalan tol pangandaran sebagai jalan utama pintu akses menuju pantai Pangandaran pengganti pintu dekat puskesmas . Tugu dan jalan tol itu sejajar lurus seolah-olah menusuk pantai yang selalu menyambutnya dengan deru gelombang yang meraih pesisir. Waktu itu, setiap pulang sekolah saya bersama teman-teman menyempatkan diri untuk melihat tahap demi tahap proses pembangunan tugu itu yang awalnya kami kira bentuk jemari raksasa, karena saat baru datang dari truk hanya berupa 3 bentuk bulat panjang yang ada pangkalnya. Ternyata adalah calon sebuah tugu kebanggaan warga Pangandaran yang belum diukir. Tugu itu dibuat bertekstur seolah terbuat dari batu alam walau sebenarnya hanya terbuat dari fiber, untuk itulah warnanya juga di cat sedemikian rupa agar tampak kokoh dan kuat seperti batu. Dengan mengambil bentuk gelombang laut yang dahsyat seolah menjunjung tinggi tiga buah ikan segar yang meraih cita-cita di langit. Namanya juga proyek zaman order baru, untuk memanjakan sang penguasa kala itu, jelas ikan nomor 2 berada di puncak paling tinggi (Golkar) disusul ikan nomor 1 (PPP) kemudian ikan no 3 (PDI), bener-bener Tugu yang indah!. Sedikit disayangkan di bahu lingkaran tugu tidak terdapat trotoar buat pejalan kaki untuk sekedar menyetuh dan menikmati tugu lebih dekat sekaligus foto-foto sebagai bukti otentik oleh-oleh wisatawan buat tetangga sebelah (maklum kali, saat tugu dibuat dulu blum ada hape nyang ada kodaknya...hikhikhik)
Entah idenya siapa (yang jelas bukan idenya cosmos) sekarang tugu itu berwarna emas menyala, mewah banget! seperti selera negro borjuis!, menghapus total konsep awal sebagai tugu batu alam yang sederhana.
Entah apa maksudnya, apakah pangandaran telah mengalami masa jaya keemasan?
Entah apa tujuannya, apakah gara-gara emas muda yang sedang digandrungi para bisyar-bispak pangandaran?
Entah apa maunya, apakah untuk sekedar dongkrak pariwisata seperti Kubah emas di Tanggerang, Keong Emas di TMII, Segitiga Emas di Kosambi?
Entah apa inginnya, apakah karna banyak orang jawa di Pangandaran, ada Mas Maza, Mas Mus, Mas Yanto?
Entah mengapa..saya juga bingung...sekarang tugu itu namanya jadi tugu Ikan Mas, jadi lebih aneh lagi kan? baru liat ada Ikan Mas bentuknya begitu, setahu saya Ikan Mas itu seperti Gurita bisa terbang! hebat bisa terbang euy..!
Akhiranya sekarang saya dapat mengucapkan KUCIWA!!



Welcome to Pangandaran


 

Selamat datang di Pangandaran, salah satu pantai terbaik di Pulau Jawa. Sebagai perwujudan dari Indahnya Pantai Pangandaran, kami persembahkan karya photography dan design graphis dalam bentuk kaos oblong berkualitas yaitu Kaos Tiram. Biasanya anda hanya sering mendengar (C)saos Tiram sebagai masakan favorite dari berbagai olahan hasil laut, nah sekarang anda tinggal menggeser ucapan anda sedikit menjadi K(C)aos Tiram sebagai oleh-oleh khas kaos oblong dari pinggir laut.
Kaos Tiram dapat anda jumpai di PKL (Pedagang Kota Laut, hehehe...)di sepanjang pesisir Pantai Pangandaran (mudah-mudahan ngga' di gusur), Pasar Wisata dan toko-toko baju di Jalan Pramuka, Jln Kidang Pananjung, dll.
Kaos Tiram aseli 100% di design, disablon, dijahit di Pangandaran, makanya pas banget sebagai kaos oleh-oleh khas Pangandaran, cieee......